Oleh: Nur Izzati Anwar
SURABAYA-KEMPALAN : Jalaluddin Rumi, seorang penyair dan sufi terkenal dari abad ke-13, menulis banyak puisi yang penuh dengan cinta, kebijaksanaan, dan spiritualitas. Salah satu kisah cinta yang terkenal dari karya-karyanya adalah kisah cinta antara Rumi dan Shams Tabrizi, seorang darwis pengembara yang menjadi guru spiritual Rumi.
Kisah Cinta Rumi dan Shams Tabrizi
Rumi bertemu dengan Shams Tabrizi pada tahun 1244, dan pertemuan ini mengubah hidupnya selamanya. Shams menjadi sahabat, guru, dan inspirasi terbesar Rumi. Melalui hubungan mereka, Rumi menemukan cinta yang dalam dan transformasi spiritual yang mendalam.
Cinta Rumi untuk Shams bukanlah cinta romantis seperti yang kita kenal, melainkan cinta yang bersifat ilahi dan transenden. Shams mengajarkan Rumi untuk melihat cinta sebagai jembatan menuju Tuhan, dan melalui ajaran serta persahabatan mereka, Rumi menulis banyak puisi yang menggambarkan cinta sebagai kekuatan yang menyatukan jiwa dengan yang ilahi.
Salah satu puisi terkenal Rumi yang menggambarkan cinta adalah:
Cinta datang bersama dengan sekilas tatapan,
Mata memikat milik orang yang penuh hasrat.
Cinta membuat seluruh dunia menjadi kecil,
Sehingga hanya tersisa dua jiwa yang menyatu.
Kehilangan Shams: Setelah beberapa waktu, Shams tiba-tiba menghilang dari kehidupan Rumi. Ada banyak spekulasi tentang kepergiannya, termasuk pembunuhan atau pengasingan diri. Kehilangan Shams membuat Rumi merasa sangat hancur, tetapi juga memicu gelombang kreativitas dalam dirinya. Ia menulis ribuan puisi untuk mengekspresikan kerinduannya dan cinta yang abadi untuk Shams.
Melalui karya-karyanya, Rumi mengajarkan bahwa cinta sejati adalah jalan menuju Tuhan dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan alam semesta.
Salah satu kisah yang menarik
Salah satu kisah karya Jalaluddin Rumi yang paling mengesankan dan bisa membuat pembaca merasa tersentuh hingga menangis adalah “Kisah Maulana dan Si Miskin”. Kisah ini menggambarkan kebijaksanaan, cinta, dan belas kasihan yang mendalam.
Ringkasan “Kisah Maulana dan Si Miskin”:
Kisahnya:
Rumi menggambarkan seorang pemimpin spiritual yang dikenal sebagai Maulana, yang bertemu dengan seorang pria miskin. Pria ini dalam keadaan yang sangat menyedihkan dan hampir putus asa. Maulana, dengan kebijaksanaan dan kasih sayangnya yang luar biasa, mendekati pria miskin ini dan mulai berbicara dengannya. Dalam percakapan itu, Maulana mengajarkan tentang nilai kehidupan, cinta, dan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.
Pelajaran:
Maulana tidak hanya memberi pria miskin itu kata-kata semangat, tetapi juga memberikan bantuan materi yang diperlukan. Namun, yang paling penting, Maulana memberikan harapan dan kepercayaan bahwa setiap individu memiliki nilai dan tempat di dunia ini. Kisah ini menekankan bahwa cinta sejati dan empati kepada sesama manusia adalah cara terbaik untuk mendekati Tuhan.
Kisah ini sangat menggugah emosi karena menggambarkan kemanusiaan, cinta, dan kemurahan hati pada tingkat yang sangat mendalam. Anda mungkin merasa terharu dengan kebaikan hati Maulana dan perjuangan pria miskin tersebut. Kisah ini mengajarkan bahwa cinta dan belas kasihan dapat mengubah hidup seseorang dan memberikan harapan di saat-saat tergelap. (Izzat)