
SURABAYA-KEMPALAN: Syech Afeefuddin Al-Jailani yang merupakan cicit dari Syech Abdul Qadir Al-Jailani, pendiri Thariqah Qadiriyah yang terkenal di Asia, Timur Tengah, dan Indonesia menghadiri Maulid Akbar di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Sabtu, 2 November, malam.
“Maulid Akbar ini merupakan istilah beliau, karena kedatangan beliau ke Masjid Al-Akbar saat ini bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi, HUT Ke-24 Masjid Al-Akbar, dan juga Haul Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,” kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan MAS Khofifah Indar Parawansa.
Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga gubernur Jatim periode 2019-2024 itu berharap adanya limpahan berkah untuk Jatim dan masyarakatnya dengan terselenggaranya Maulid Akbar yang dihadiri oleh Syech Afeefuddin Al-Jailani dari Irak.
Dalam tausiyah di depan belasan ribu jamaah MAS, Syekh Afeefuddin Al-Jailani yang merupakan tokoh sentral Darul Jailani International itu menilai pertemuan malam ini merupakan majelis yang luar biasa, karena penuh dengan rasa cinta kepada Rasulullah dan juga cinta kepada Masjid Al-Akbar yang merupakan “rumah” Allah.
“Cinta kepada Rasulullah adalah cinta yang terbesar, karena itu majelis yang dipenuhi rasa cinta kepada Rasulullah akan menjadi kenikmatan yang paling agung, karena kita akan mempunyai buku (catatan amal) yang bukan hanya shalat, zakat, dan ibadah spiritual lainnya, tetapi juga ada buku cinta kepada Rasulullah,” katanya.
Dalam acara yang dihadiri Gus Hafidz (Majelis Syubbanul Muslimin KH Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim), tiga Imam Besar MAS, dan Ketua BPP MAS HM. Sudjak itu, ia menjelaskan Majelis Maulid Nabi adalah majelis yang sangat penting, karena akan menjadi majelis untuk menumbuhkan cinta kepada Rasulullah dan Allah.
“Ada ulama yang suka menulis puisi cinta kepada Rasulullah, tetapi tidak pernah mimpi bertemu Rasulullah, kemudian dia mengadu kepada Rasulullah dan dijawab bahwa dia akan melihat Rasulullah saat ajal, sehingga malaikat yang mencabut nyawanya langsung membawanya ke surga,” ujarnya.
Cicit dari sufi terkenal abad ke-12 yang juga pemegang utama Mutawalli Masjid dan Maqam Sultanul Awlia Al Sheikh Abdul Qadir Al-Jailani di Baghdad, Irak, itu menyatakan siap mengisi kajian rutin tentang Kajian Akhlak dan Sholawat di MAS. Dia bahkan siap datang ke Surabaya dalam dua bulan sekali untuk kajian tersebut.
Sementara Ketua BPP MAS HM. Sudjak membenarkan jika acara pada malam itu adalah dalam rangka Maulid Akbar dan Milad ke-24 Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Dua acara ini sengaja digabung menjadi satu agar efektif efisien.
“Jadi Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini sudah berusia 24 tahun,” kata Sudjak.
Untuk itu, Sudjak mohon doa agar MAS tambah maju, tambah bermanfaat bagi umat, tambah prima pelayanannya, baik kepada jamaah masjid maupun non-jamaah.
“Karena yang hadir di Masjid Nasional Al-Akbar ini bukan hanya jamaah saja, tapi penjiarah untuk menikmati keindahan Masjid Al-Akbar,” terangnya.
Bahkan, penjiarah yang ke para wali banyak yang ngepos dan transit di MAS untuk mandi, wudhu, dan ke toilet. “Karena apa? Tempatnya mandinya banyak dan luas, serta bersih, sehingga mereka senang,” kata Sudjak. (Dwi Arifin)