MALANG-KEMPALAN : Pada Ahad pagi (27/10), Wahyu Hidayat bersama Ali Muthohirin, Cawalkot dan Cawawalkot Malang, melepas jamaah sebanyak 32 bus untuk melaksanakan Ziarah Wali 5. Arti ziarah adalah kunjungan, yang bisa dilakukan kepada yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dengan tujuan utama mendoakan ahli kubur. Hal ini mirip dengan ziarah umat Islam saat haji dan umroh ke makam Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya.

Ziarah Wali 5 yang dilepas oleh Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin adalah bentuk penghormatan kepada para Wali Allah yang telah mengajarkan dan menyebarkan agama Islam di seluruh wilayah Indonesia. Selain sebagai bentuk penghormatan, ziarah ini juga menjadi ajang silaturahim dan ladang usaha bagi para pedagang kecil dan menengah di masing-masing lokasi makam Wali Allah tersebut.

Tradisi ziarah ini sangat disukai oleh warga Nahdliyin di seluruh Indonesia, termasuk yang di Kota Malang. “Insya Allah, amalan dan tradisi yang dianut oleh paham Ahlussunah Wal Jamaah ini akan terus disosialisasikan, diwujudkan, dan dilaksanakan secara rutin sesuai tuntunan agama Islam ketika Paslon WALI menjadi Walikota”, kata salah satu sumber kempalan yang tidak disebutkan namanya.

Hal-hal positif dalam ziarah kubur menurut redaksi Kempalan

  1. Membaca Al-Qur’an dan Doa: Saat berziarah, umat NU biasanya membaca doa dan ayat-ayat Al-Qur’an seperti Surat Yasin untuk orang yang telah meninggal dunia.
  2. Mendoakan Ahli Kubur: Selain mendoakan ahli kubur, mereka juga mendoakan diri sendiri agar diberikan keberkahan dan pahala.
  3. Mengingatkan Akhirat: Ziarah kubur dianggap sebagai cara untuk mengingatkan umat Islam akan kematian dan akhirat.
  4. Menjaga Perilaku yang Baik: Umat NU dianjurkan untuk menjaga perilaku yang baik saat berziarah, seperti tidak berkata-kata yang buruk atau berbuat maksiat.
  5. Mengambil Hikmah: Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa peziarah dapat memetik hikmah dari pengalaman kematian ahli kubur yang diziarahi.
  6. Silaturahmi dan Ladang Usaha: Ziarah kubur juga menjadi ajang silaturahmi dan ladang usaha bagi para pedagang kecil dan menengah di lokasi makam Wali Allah.

Tradisi ini sangat disukai oleh warga NU karena memberikan banyak manfaat, baik secara spiritual maupun sosial. (Izzat)