SURABAYA-KEMPALAN: Seven Clean Seas organisasi konservasi lingkungan yang telah memulai misinya membersihkan sampah-sampah plastik di lautan Indonesia pada 2018 silam.
Saat itu, Seven Clean Seas memulai proyek bersih-bersih sampah plastik di laut perairan Bintan, Kepulauan Riau. Berselang empat tahun kemudian, organisasi yang berpusat di Baliitu membuka proyek keduanya di Batam, masih di propinsi Kepulauan Riau.
Dari kedua tempat tersebut, sejak 2020 sampai sekarang Seven Clean Seas sudah sukses membersihkan 4 ribu ton sampah plastik dari lautan. Pada 2025, Seven Clean Seas telah mematok target mengangkat sebanyak 10 ribu ton sampah plastik dari seluruh perairan di Indonesia.
Bersamaan dengan itu, Seven Clean Seas pun berencana membuka proyek baru di Pulau Jawa. ’’Setelah kami melakukan penskalaan, kami memilih Jateng sebagai tempat proyek kami di pulau Jawa,’’ kata Chief Operational Officer Seven Clean Seas James Myring.
Semarang yang dia sebut akan jadi kota tempat proyek tersebut. Nantinya, dibutuhkan sebanyak sekitar 40 sampai 50 orang karyawan untuk bertugas dalam proyek tersebut. Di antara dua proyek lainnya, proyek di Jateng hanya kalah dari Batam. Proyek di Jateng itu baru akan dimulai pada semester kedua tahun depan.
Sekadar diketahui, proyek di Batam jadi project terbesar Seven Clean Seas di Indonesia. Di sana, membutuhkan sebanyak 70 orang karyawan. ’’Sama seperti di Batam yang sudah berbentuk PT, proyek kami di Jateng juga akan berbentuk PT,’’ cetus James.
Menurutnya, sampah plastik di perairan Jateng lebih banyak dibandingkan area lainnya di pulau Jawa. Sebaliknya, perairan di kota Surabaya menurutnya lebih terkendali kalau dibandingkan kota lain. Karenanya belum terpikir mendirikan proyek itu di Surabaya.
Seven Clean Seas sudah mengirimkan delegasinya ke Jateng untuk bertemu pihak-pihak terkait di sana. Mulai dari pemerintah atau stakeholder di Jateng lainnya. Seven Clean Seas konfiden proyeknya itu bakal disambut baik oleh pemerintah setempat. Terutama di Jateng. Seperti halnya dari Pemprov Kepulauan Riau.
Bukan hanya melakukan misi pembersihan dan merekrut warga sekitar jadi tenaga kerjanya. Seven Clean Seas juga akan memberi edukasi ke sekolah-sekolah yang terletak di sekitar proyeknya. Tentu memberikan pengetahuan kepada anak-anak soal bahaya sampah plastik yang ada di lautan.
Selain itu, dengan merekrut warga sekitar sebagai relawannya, maka Seven Clean Seas berharap bisa membantu sektor ekonomi warga di sekitar proyek. Tentu dengan angka gaji yang layak.
Pada HUT Kemerdekaan Indonesia ke-79, Seven Clean Seas meresmikan kemitraannya dengan Indosuez Wealth Management, yang mendukung pengembangan genteng daur ulang plastik untuk Desa Setokok di Batam. Hingga saat ini, banyak rumah masih menggunakan atap asbes karena ketahanannya terhadap cuaca pesisir, tetapi hal ini menimbulkan efek jangka panjang yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
James menegaskan, Seven Clean Seas juga bekerja sama dengan perusahaan atau brand lokal. ’’Terlebih dalam penyediaan layanan CSR serta konsultasi dan pembersihan plastik,’’ tutur James. Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan dapat bermitra dan memberi dampak positif, bisa dengan mengunjungi lini berikut www.sevencleanseas.com. (YMP)