JAKARTA-KEMPALAN: Prabowo Subianto kali ini menunjukkan kepiawaiannya dalam menentukan langkah dan kebijakan di Kementerian yang dia pimpin sekaligus menunjukkan kelasnya sebagai calon Presiden Republik Indonesia. Dalam kegiatannya tersebut, seakan menunjukkan bahwa dia bukan calon pemimpin karbitan yang bermodalkan pencitraan dan aji mumpung.
Dilansir dari kanal Kemenhan, Prabowo mengunjungi tiga negara besar yaitu Prancis, Turki, dan Rusia. Dalam kunjungannya tersebut bisa dilihat betapa negara Indonesia sangat dihargai dan dinilai sebagai negara yang sangat potensial untuk bekerja sama dalam beberapa aspek.
Semua kepala negara menyambut Prabowo dengan sangat antusias. Di Prancis, menjelang Olimpiade Prancis 2024, Presiden Emmanuel Macron menjamu para pemimpin dunia termasuk Prabowo. Nampak di dalam rilisnya, kanal Kemenhan memperlihatkan Macron menyambut Prabowo dengan senyum sumringah pada hari Rabu (24/7) di Istana Elysee. Demikian juga ketika Prabowo tiba di Turki, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga sangat menghargai, bahkan nampak sang Presiden Turki tersebut menjabat erat tangan Prabowo dengan kedua tangannya di Ankara (30/7).
Sementara ketika Prabowo tiba di Rusia, nampak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk yang keempat kalinya menerima Prabowo dengan senang hati.
Di antara kedatangan Prabowo ke tiga negara tersebut di atas, pada kunjungan di Rusialah yang banyak mendapatkan perhatian publik, karena ada beberapa hal yang disebutkan Prabowo dalam tatap muka dengan Putin di Istana Kepresidenan Moskow (31/7) dalam rangka peningkatan program kerjasama bila dia sudah dilantik pada 20 Oktober 2024.
Beberapa hal yang disampaikan Prabowo, yaitu :
Bidang pertahanan, keamanan pangan, keamanan energi, beasiswa pendidikan medis, beasiswa pendidikan teknik, bisnis, reaktor kecil dan reaktor utama nuklir, pariwisata serta dukungannya terhadap penerbangan langsung dari Rusia ke Bali.
Dalam kesempatan itu Prabowo mengatakan, “I come here to emphasize that I would like to enhance this relationship when I take over officially the presidency of the Republic of Indonesia on the 20th of October this is coming October I had a intensive discussions with your team, I met your Deputy Prime Minister today also i met senior officials in your industry in your defense industry”.
Langkah-langkah diplomatik Prabowo Subianto dalam kunjungannya ke Prancis, Turki, dan Rusia dapat dianalisis melalui lensa prinsip-prinsip perang Sun Tzu, terutama yang terdapat dalam karya terkenalnya, The Art of War. Berikut adalah beberapa aspek yang relevan :
Strategi Ekonomi dan Diplomasi Internasional
Sun Tzu menekankan pentingnya memahami kekuatan dan kelemahan lawan serta mengelola sumber daya secara bijaksana. Dalam konteks kunjungan Prabowo, pentingnya Koalisi dan Aliansi Prabowo membangun koalisi strategis dengan negara-negara besar yang memiliki keahlian dan sumber daya penting seperti Prancis (teknologi dan pertahanan), Turki (infrastruktur dan pertahanan), dan Rusia (energi nuklir dan pertahanan). Ini selaras dengan prinsip Sun Tzu tentang menghindari pertempuran langsung dan memanfaatkan aliansi untuk memperkuat posisi.
Diversifikasi Risiko dan Keuntungan
Dengan menjalin hubungan dengan berbagai negara, Prabowo mengurangi risiko ketergantungan pada satu negara atau sektor ekonomi tertentu, yang merupakan strategi untuk mengelola risiko dan memaksimalkan keuntungan sesuai dengan prinsip Sumber daya dan keuntungan.
Pertahanan dan Keamanan
Sun Tzu mengajarkan bahwa pertahanan yang kuat adalah kunci untuk mengalahkan musuh. Prinsip penguatan Pertahanan Nasional yang bila dihubungkan dengan kunjungan kali ini yang mana membahas kerjasama di bidang pertahanan adalah untuk menunjukkan upaya memperkuat kemampuan pertahanan Indonesia. Mengadopsi teknologi pertahanan mutakhir dan sistem pertahanan baru dapat dianggap sebagai langkah strategis untuk mengurangi ancaman eksternal dan meningkatkan kesiapsiagaan nasional.
Dengan mengembangkan kerjasama pertahanan dan teknologi, Prabowo berusaha mengatasi tantangan keamanan domestik dan meningkatkan stabilitas, sejalan dengan prinsip Menjaga kestabilan dan mengurangi ancaman.
Langkah Menhan RI sekaligus Presiden terpilih 2024-2029 tersebut mencerminkan pemahaman bahwa teknologi dan inovasi adalah kunci untuk meningkatkan kapasitas negara. Hal ini selaras dengan prinsip Mempelajari dan menguasai teknologi untuk keuntungan strategis.
Adapun keinginan untuk mengirim anak – anak muda ke Rusia lewat beasiswa pendidikan teknis dan medis bisa juga dianggap sebagai investasi jangka panjang yang mencerminkan strategi untuk menyiapkan SDM yang mumpuni dibidang teknik dan medis, dimana masih menurut Prabowo, negara kita masih kekurangan tenaga dokter sebanyak 160 ribu orang, “For education and I plan to initiate a massive scholarship program to send our students outside Indonesia especially for medical training, because we have a shortage of 160,000 Doctors,” sambungnya.
Kunjungan tersebut dapat memperkuat posisi kepemimpinan Prabowo dengan menunjukkan kemampuan diplomatik dan visi strategis yang kuat. Ini memperkuat citra kepemimpinan yang berorientasi pada kemajuan dan keamanan, sejalan dengan prinsip memperkuat posisi kepemimpinan dan kontrol internal. Selain itu, adabyang menilai langkah tersebut untuk
Membangun dukungan publik. Dengan menghadirkan kerjasama internasional yang berpotensi menguntungkan ekonomi dan keamanan nasional, Prabowo berusaha memperoleh dukungan publik dan meningkatkan legitimasi kepemimpinannya, yang merupakan elemen penting dalam strategi mengamankan dukungan internal.
Secara keseluruhan, langkah-langkah diplomatik Prabowo mencerminkan penerapan prinsip-prinsip Sun Tzu dalam konteks modern, menggabungkan strategi ekonomi, pertahanan, dan teknologi untuk memperkuat posisi nasional dan kepemimpinannya.
Sebagaimana diketahui, ketiga negera tersebut sangat berarti bagi Indonesia di dalam beberapa aspek termasuk percaturan politik dan keamanan serta bisnis. (Izzat)