KEMPALAN: Halo teman-teman (kayaknya) akun FB saya diretas. Banyak teman yang lapor bahwa saya ngajukan pertemanan lagi, padahal mereka sudah lama berteman dengan saya.
Laporan permintaan pertemanan lagi itu datang dari Pudji Leksono, Arieyoko, Achmad Zainuri, Toto Sonata, Eko Wienarto, Herry Siswa, Danang Roesdiatmoko, Ibue Endangs, Ama Kaka, Yami Wahyono. Mungkin nanti ada lagi yang menyusul beri laporan soal permintaan pertemanan itu.
Di kolom komentar di status yang saya tulis di FB tentang laporan permintaan pertemanan tersebut, ada komen menarik dari Ryke Liliek teman lama, penyair, lulusan IPB bahwa akun saya dikloning. Mudah-mudahan tidak diretas. Sebab, kalau sudah diretas katanya saya tidak bisa masuk ke akun saya sendiri.
Padahal, teman-teman saya di FB ada sekitar 3.000 orang. Rugi dong, soalnya akun saya ini tidak sekedar untuk menjalin pertemanan, namun juga untuk promosi buku-buku saya.
Menarik lagi apa yang disampaikan jurnalis senior Adam A Chevny, di kolom komentar status saya ini. Setelah tahu akun saya dikloning, lantas permintaan pertemanan dari ‘Amang Mawardi palsu’ yang sudah di-aprove, berusaha dihapusnya. Namun, tidak bisa.
Lain daripada itu, Ibue Endang menyatakan, sebaiknya segera laporkan ke manajemen FB tentang pengkloningan dan peretasan ini.
Ini sudah bukan dugaan pengkloningan, kata Ibue Endang di kolom komentar, tetapi sudah terbukti.
Si pengkloning sudah masuk ke akun Ibue Endang, dan sempat “chattingan”.
Tahu kalau Ibue Endang lagi berdialog dengan ‘Amang Mawardi palsu’, langsung Ibue Endang diblokir. Karena pengkloning tadi sudah diketahui kedoknya.
Apa motifnya, ya ini yang saya belum tahu.
Apa untuk menipu yang berkaitan dengan finansial. Atau ingin mendegradasi nama saya?
Terima kasih teman-temsn yang sudah beri info ke saya soal yang saya sungguh awam ini.
Amang Mawardi jurnalis senior dan penulis, tinggal di Surabaya.